Jenis-jenis Batuan

bumi kita memiliki berbagai jenis batuan

1.   Batuan Beku

Batuan beku atau batuan igneus  adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan instrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif(vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

2. Batuan Sedimen

Merupakan  salah satu dari tiga kelompok utama, yang terbentuk dari tiga cara utama yaitu, pelapukan batuan (clastic), pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan.

Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batu lempung

1.        BREKSI

Breksi memiliki butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk dari sementasi fragmen-fragmen yang bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga 256 milimeter. Fragmen-fragmen ini bersifat runcing dan menyudut.  Fragmen-fragmen dari Breksi biasanya merupakan fragmen yang terkumpul pada bagian dasar lereng yang mengalami sedimentasi, selain itu fragmen juga dapat berasal dari hasil longsoran yang mengalami litifikasi.
Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.

2. KONGLOMERAT

Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-256 milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain, hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau agak membulat.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya yang mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat.

3. SANDSTONE

Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone, Arkose, dan Graywacke.

  • QUARTZ SANDSTONE

Quartz sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari kuarsa.Butiran kuarsa dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan ukuran butiran yang bulat karena terangkut hingga jarak yang jauh. Sebagian besar jenis batu pasir ini ditemukan pada pantai dan gumuk pasir.

  • ARKOSE

Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar. Sedimen yang menjadi asal mula dari Arkose ini biasanya hanya mengalami sedikit perubahan secara kimia. Sebagian arkose juga memiliki sedikit butiran-butiran yang  bersifat coarse karena jarak pengangkutan yang relatif pendek.

  • GRAYWACKE

Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih komposisinya adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan sortasi yang jelek dan batuan menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.

4. SHALE
Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.

5. LIMESTONE

Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir kasar,  kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses anorganik. Batu gamping dapat dibedakan menjadi batu gamping terumbu, calcilutite, dan calcarenite.

  • CALCARENITE

Calcarenite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2 milimeter, batuan ini terdiri dari 50% atau lebih material carbonate detritus, yaitu  material yang  tersusun terutama atas fosil dan oolit.

  • CALCILUTITE

Calcilutite terbentuk jika ukuran butiran dari calcarenite berubah menjadi lebih kecil hingga kurang dari 1/16 milimeter yang kemudiaan mengalami litifikasi.

  • GAMPING TERUMBU

Batu Gamping terumbu terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu pada perairan yang hangat dan dangkal

6. SALTSTONE

Saltstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena adanya penguapan  yang biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini berbentuk kristalin.

7. GIPSUM

Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan Saltstone, batuan ini terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap. Tekstur dari batuan ini juga berupa kristalin.

8. COAL

Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi material yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun. Teksturnya amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus dan karbon. Warna biasanya coklat kehitaman dan pecahannya bersifat prismatik.

Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang airnya mengandung sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di dasar  rawa semakin lama semakin bertambah dan terakumulasi. Material tersebut lama-kelamaan terkubur oleh material di atasnya sehingga tekanannya bertambah dan air keluar, dan kemudian mengalami kompaksi menjadi batu-bara.

2. Batuan Metamorphic

Batuan metamorf adalah batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfosisme, yang berarti “perubahan bentuk”. Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °C) dan tekanan ekstrim akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak,batu marmer, dan skist.

Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.

Contoh batuan metamorf non-foliasi contohnya adalah marmer, kuarsit dan hornfels.

Contoh untuk tekstur mineral pada batuan metamorfosa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

· Lepidoblastik : terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya mineral mika (muskovit, biotit)

· Nematoblastik : terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya mineral plagioklas, k-felspar, piroksen

· Granoblastik : terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas-batas sutura (tidak teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya kuarsa.

· Tekstur Homeoblastik : bila terdiri dari satu tekstur saja, misalnya lepidoblastik saja.

· Tekstur Hetereoblastik : bila terdiri lebih dari satu tekstur, misalnya lepidoblastik dan granoblastik

Opal / Kalimaya

Opal ialah sejenis mineral “amorphous” (sejenis batuan yang padat di mana tiada susunan

panjang bagi ikatan atom-atom), SiO 2 nH 2 O; (silikon dioksida terhidrat) dimana kandungan air

yang terikat di dalam mineral ini boleh mencapai sehingga 20%.

Opal mempunyai warna putih,

biru muda, kelabu, merah, kuning, hijau, coklat, dan hitam. Opal  biasa merupakan

amorphous karena tidak mempunyai elemen yang berstruktur. Namun, opal yang

berharga (precious opal) mempunyai elemen yang berstruktur dan tersusun. Oleh kerana struktur opal yang amorphous, opal tidak begitu kukuh kerana kekerasan pada skala Mohs hanya dalam lingkungan 5.5 hingga 6.5.

Walaupun begitu, opal merupakan batu permata yang berharga setanding dengan sapphire,

emerald, dan ruby.   Opal mempunyai warna yang menarik kerana kandungan ferum (Fe) dan air yang yang

memberikan warna berkilauan. Selain dari itu, kandungan air yang terikat di dalam struktur atomnya menjadikan batu permata ini tidak mempunyai “jardin” (kesan seakan-akan retak) di

bahagian dalam batu permata ini.

Pakar gemmology (batu permata) mengkelaskan opal

mengikut warna dan corak.

1. Dark atau Black Opal

2. White atau Light Opal, Milk; atau Crystal Opal boulder Opal, Opal Matrix, Yowah Nuts

(dari Queensland yang juga digelar “picture stones”),

3.  Mexican Opal yang juga dikenali sebagai “Fire Opal”.

Opal berharga (precious opal) mempunyai struktur dalaman yang mempunyai warna yang cantik. Precious opal merupakan komposisi silika berbentuk sfera yang tersusun rapi secara

rapat dalam susunan hexagonal atau kubik. Susunan atom silika yang sangat rapi ini

menjadikan opal berharga mempunyai “asterism” sebagai fenomena optikal (optical

½ opal Kalimaya phenomenon) yang digambarkan dengan warna berkilauan yang dipancarkannya. Warna pada opal berharga terjadi dengan kehadiran elemen seperti besi, basalt, obsidian, atau quartz

ataupun kombinasi beberapa elemen tersebut. Opal berharga agak sukar untuk dipotong atau dicanai mengikut “luster”. Pada kebiasaannya, opal berharga didapati dalam bentuk bulat atau bujur. Ini kerana lapisan luarannya yang rapuh dan sukar untuk dibentuk.

Opal yang biasa juga digemari ramai. Terdapat pelbagai jenis opal seperti milk opal, blue-green opal, resin opal,honey-yellow with a resinous lustre wood opal (terjadi akibat tindakan organik di dalam kayu dengan opal), menilite brown opal, hyalite opal, dan geyserite opal yang tidak berwarna dan lutsinar (juga digelar Muller’s Glass). Opal juga boleh terjadi dengan tindakan batuan seperti limonite, sandstone, rhyolite, dan basalt yang memberikan warna dan corak yang menarik. Australia merupakan negara pengeluar opal utama dunia dengan membekalkan 95% keperluan pasaran dunia. Selain itu, opal juga dilombong di Brazil, Amerika Syarikat (Idaho dan Nevada), Mexico, dan Mali.

Opal sintetik juga boleh didapati di pasaran dengan meluas. Opal sintetik biasanya poros dan mempunyai kepadatan yang rendah. Kebiasaannya, corak pada opal sintetik tersusun seperti “lizard skin” jika dilihat di bawah mikroskop. Dua syarikat besar dari Jepun; Kyocera dan

Inamori mengkormesialkan opal sintetik. “Gilson opals” juga merupakan opal sintetik yang

popular dan sering dijadikan bahan perhiasan.

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!